Home » , » Santo Petrus Kanisius Sang Pujangga Gereja : Pelindung Paroki Tayan

Santo Petrus Kanisius Sang Pujangga Gereja : Pelindung Paroki Tayan

Written By Unknown on Sabtu, 13 Oktober 2012 | 11:30 AM

Santo Petrus Kanisius, Adalah Santo Pelindung Paroki Tayan, Keuskupan Sanggau yang diperingati Pestanya setiap 21 Desember. Adalah seorang uskup Pengaku Iman dan Pujangga Gereja Tidak banyak orang dianugerahi karisma yang begitu besar seperti Petrus Kanisius. 

Santo Petrus kanisius
Karismanya terletak pada pandangannya yang meluncur jauh ke depan, menguak dan menyingkapkan kebutuhan zaman dan Gereja sepanjang masa terutama di bidang pendidikan dan penerbitan. Ia lahir di Nijmegen, negeri Belanda pada tanggal 8 Mei 1521. Pada waktu itu Nijmegen merupakan bagian dari Keuskupan Agung Koln yang masih di bawah pengawasan Jerman. 

Petrus adalah putera sulung bapak Yakob Kanis, pengasuh putera-puteri bangsawan Lorranine dan walikota Nijmegen. Karena kecerdasan otaknya maka sudah sejak umur 15 tahun ia belajar di Universitas Koln. Pada umur 19 tahun, ia masuk Serikat Yesus. Semasa hidupnya ia menyaksikan pergolakan hebat di dalam Gereja, yaitu perpecahan di antara umat Kristen yang disebabkan Protestantisme. 

Kesucian dan kariernya sangat kuat dipengaruhi oleh Petrus Faber dan Ignasius Loyola. Ia. bertemu dengan Petrus Faber dalam sebuah retret. Sedangkan pengaruh dari Ignasius Loyola didapatnya karena selama 6 bulan di Roma, dia tinggal bersama Ignasius. Ia ikut ambil bagian dalam mendirikan rumah biara Yesuit di Koln, tempat ia menjalani masa novisiatnya. Pada tahun 1546 ia ditahbiskan imam. Dalam waktu singkat ia segera terkenal sebagai seorang pengkotbah ulung. Pada waktu Konsili Trente, ia terpilih sebagai peserta dari kalangan ahli teologi. Pada tahun 1548 ia mengajar retorika di sebuah kolese Yesuit di Messina; dari Messina ia pindah ke Winna untuk tugas yang sama. Lewat kotbah dan pengajaran agamanya yang mengagumkan, ia menanamkan pengaruhnya yang sangat besar di semua kalangan, sehingga membuat iri pihak protestan. Ia mengatakan bahwa cara terbaik untuk menyebarkan iman ialah dengan doa dan kerja keras bukan dengan mencemoohi agama lain.

Tiga kali ia ditawari jabatan uskup oleh raja tetapi ia menolaknya. Baru pada tahun 1557 ia ditunjuk oleh Ignasius menjadi administrator pada takhta keuskupan yang sedang kosong. Di masa itu ia banyak menulis buku-buku pelajaran agama (katekismus), mendirikan sekolah dasar, kolose dan seminari. Dengan tekun dan rajin ia mengajar, berkotbah dan menguatkan iman para rohaniwan yang mengalami krisis dalam menghayati panggilannya. 

Ia mempunyai keyakinan bahwa berkarya di tanah airnya sendiri tidak kalah dengan bertugas sebagai misionaris di tanah asing. Pandangannya jauh ke depan; maka di samping pendidikan, ia juga memelopori karya penerbitan buku-buku. Ia meninggal dunia pada tanggal 21 Desember 1597 dalam usia 78 tahun ketika sedang bertugas di Fribourg, Switzerland. Oleh Paus Pius XI (1922-1939), ia digelari 'Santo' dan 'Pujangga Gereja', dan dianggap sebagai Rasul Jerman Kedua.

Semangat Kanisius dibawa di Indonesia dan namanya diabadikan pada sebuah penerbitan di Indonesia, Penerbit Kanisius, dan berbagai lembaga pendidikan seperti Kolese Kanisius Jakarta, dan Seminari Petrus Kanisius Mertoyu dan Magelang.

http://id.wikipedia.org/wiki/Petrus_Kanisius
Share this article :
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. OMK PAROKI TAYAN - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger